Foto ANTARA/Ali Khumaini/dok. - Kabupaten Karawang mendadak menjadi lautan sampah usai ratusan ton sampah di tempat pembuangan sementara
SIDOARJO- Perilaku buang sampah sembarangan masih saja terjadi. Seperti yang terlihat di Jalan Sarirogo, Kecamatan Sidoarjo. Bangunan bekas Tempat Pengolahan Sampah
Ada yang berbeda dari Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta pada Jumat (18/3/2022). Kondisinya nampak sepi, hanya menyisakan sejumlah aktivitas proyek pembangunan di sejumlah sisi. Hal itu merupakan imbas dari liburnya pelayanan sampah di TPST Piyungan sejak Jumat hingga Minggu (18-20 Maret
Dilansirdari Antara, Humas TNGGP Cianjur, Agus Deni mengataka, operasi bersih ini dilakukan bersama setelah penutupan jalur tanggal 14 sampai 24 Agustus 2022. Hasilnya, sebanyak 500 kilogram sampah dari berbagai jenis diturunkan, mulai dari sampah plastik hingga ditemukan banyak celana dalam yang ditinggalkan para pendaki.
Selamaini tumpukan sampah yang ada di transfer depo di sisi jembatan itu diketahui cukup mengganggu masyarakat sekitar. Salah satunya karena menimbulkan bau yang tak sedap. Terlebih lagi, posisinya di pinggir jalan. “Karena sampah yang dibuang di lokasi itu banyak sampah rumah tangga dan sampah dari pasar.
SRAGEN– Warga yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanggan, Kecamatan Gesi mengeluhkan tumpukan sampah yang sudah mendekati area
. SEMARANG – Tumpukan sampah terlihat jelas di tengah sungai Banjir Kanal Timur, tepatnya di Kawasan Tambakrejo, Kota Semarang. Gunungan sampah yang didominasi plastik itu biasa disebut warga sekitar dengan pulau sampah, lantaran besarnya seluas lapangan sepakbola. Sementara, untuk ukuran tinggi sampah tersebut sekitar 5 meter dari permukaan. Anggota Wahana Lingkungan Hidup Indonesia WALHI Jawa Tengah, Iqbal Alma mengatakan, tumpukan sampah tersebut bakal meningkat ketika musim hujan. “Jadi ini bukan barang baru. Setiap hari pasti ada sampah yang datang,” jelasnya saat ditemui di lokasi, Rabu 2/3/2022. Baca juga Nelayan Gusar Sampah Banjiri Kampung Tambakrejo, Perahu Banyak yang Rusak Dia menceritakan, dulu pulau sampah merupakan dataran yang rata. Namun, dengan adanya sampah yang datang tempat tersebut terus bertambah luas dan tinggi. “Jadi ada seperti perbukitan,” ujarnya. Dia mengatakan, sebelum proyek BKT ada, pulau sampah itu merupakan kawasan sabuk hijau berupa hutan magrove. Lantaran ada proyek BKT, hutan mangrove kemudian dibabat habis. “Proyek itu tahun 2019-2020. setelah itu pulau sampah mulai muncul,” beber Iqbal. Pihaknya sebenarnya sudah pernah bergotong royong bersama warga dan mahasiswa untuk membersihkan sampah dari aliran sungai. Namun, usaha itu seperti percuma karena sampah terus datang. Baca juga Sampah Plastik Ancam Ekosistem Ikan di Laut Semarang Sementara itu, salah satu warga Tambakrejo, Masrohan menambahkan, sebenarnya sampah tak hanya berkumpul di tempat tersebut, tapi juga ada di dekat permukiman warga. “Kami resah dengan keberadaan sampah itu,” kata dia. Karena sampah tersebut, banyak biota laut yang saat ini populasinya berkurang. Bahkan, sebelum adanya sampah tersebut, dia bisa mendapatkan 10 Ikan dalam sehari. “Namun sekarang sehari dapat satu saja sudah sulit. Malah lebih banyak dapat sampah ketika mancing di sini,” keluhnya. Editor Ahmad Muhlisin
– Sungai yang penuh dengan sampah menjadi salah satu masalah perkotaan yang paling umum. Bagaimana dampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan jika perilaku membuang sampah sembarangan di sungai dilakukan secara terus-menerus?Dampak membuang sampah sembarangan Membuang sampah sembarangan di sungai memberikan dampak buruk yang serius. Berikut dampak buruk yang terjadi pada kesehatan manusia dan lingkungan jika perilaku membuang sampah sembarangan ke sungai tidak dihentikan Berkurangnya ketersediaan air bersih Dilansir dari National Geographic, dari keseluruhan air bersih di dunia hanya satu persen yang bisa diakses dan digunakan seluruh umat manusia. Salah satu dari satu persen tersebut adalah sungai. Sehingga jika sungai tercemar sampah, ketersediaan air bersih juga berkurang. Baca juga Cara Membuang Sampah yang Benar Sungai menjadi kotor dan bau Sampah yang dibuang sembarangan ke sungai menjadikan air sungai kotor dan bau. Mengutip dari Compound Interest, penguraian awal zat organik sampah yang lambat dan konsumsi oleh mikroorganisma mengjasilkan serangkaian senyawa kimia yang berbau tidak hidrogen sulfida yang berbau seperti telur busuk, amina, putresin, dan kadaverin yang menghasilkan baud aging busuk, trimethylamine yang menghasilkan bau ikan busuk, asam propanoat yang menghasilkan bau tengik, asam butanoat yang menghasilkan bau seperti muntah, dan masih banyak lagi. Penumpukan sampah di dasar sungai Membuang sampah sembarangan di sungai dapat membuat penumpukan sampah di dasar sungai. Sampah yang menumpuk kemudian menghambat sedimen dan benda-benda lainnya dalam aliran sungai. Menciptakan tumpukan sampah juga lumpur yang membuat sungai menjadi dangkal. Semakin banyak sampah yang di buang ke dasar sungai, maka akan semakin tinggi tumpukan sampah di dasar sungai. Akibatnya akan semakin dangkal juga kedalaman sungai tersebut. Baca juga Apakah Perilaku Membuang Sampah Sembarangan Termasuk Hidup Tidak Selaras dengan Alam? Banjir Pendangkalan air sungai akibat penumpukan sampah, akan membuat volume tampungan air sungai berkurang. Ketika hujan besar atau ada kiriman air, sungai tidak mampu menyediakan volume yang cukup untuk air mengalir.
HAK SAYA kepada tumpukan sampah yg ada di dekat daerah sampahTumpukan sampah yg ada di dekat daerah sampahHakku terhadap tumpukan sampah yg ada di dekat kawasan sampah“Tumpukan Sampah yg ada di akrab tempat sampah ” Hakku terhadap lingkungan​tumpukan sampah yg ada di daerah sampah harus kita…???​ HAK SAYA kepada tumpukan sampah yg ada di dekat daerah sampah Jawaban harus memungut sampah tersebut & memasukkan nya ke dlm kawasan sampah tumpukan sampah yg berada di sekeliling tempat sampah di sebut limbah/pembuangan yg sudah tak di perlukan lagi. Semoga Membantu Hakku terhadap tumpukan sampah yg ada di dekat kawasan sampah menegur seseorang yg mencampakkan disitu / ananda bisa jalan bodo amat kan itu bukan ananda yg lakuin “Tumpukan Sampah yg ada di akrab tempat sampah ” Hakku terhadap lingkungan​ Jawaban * berhak menerima kan lingkungan rapi & sehat * berhak mendapat kan udara higienis * berhak menerima kan lingkungan dr flora yg di budidayakan Penjelasan agar menolong jadikan jawaban tercerdas dirumah aja selamat menunaikan ibadah puasa ! tumpukan sampah yg ada di daerah sampah harus kita…???​ BUANG KETEMPAT SAMPAH JANGAN BUANG SAMPAH KE SUNGAI ATAU KALI MAAF KALO SALAH
Sampah – Ada begitu banyak kegiatan manusia yang menghasilkan sisa berupa material tak berguna. Materi tersebut akan terus bertambah setiap hari selama manusia masih melakukan aktivitasnya. Apabila kondisi ini terus dibiarkan, maka yang terjadi adalah material sisa tersebut akan bertumpuk dan menimbulkan masalah serius. Material sisa itulah yang kemudian dikenal sebagai sampah. Penumpukan sampah di alam harus diatasi dengan pengelolaan yang baik, karena jika tidak akan berdampak buruk bagi seluruh komponen kehidupan, seperti hewan dan tumbuhan, termasuk manusia. Belum lagi jika limbah tersebut tidak bisa terurai dan akan membuat pencemaran lngkungan yang lebih parah. Contohnya adalah beberapa kali ditemukan paus mati akibat memakan sampah di laut. Pengertian Sampah1. Pengertian Sampah Secara Umum2. Pengertian Sampah Menurut Ahli 3. Pengertian Sampah Menurut Aturan yang Berlaku4. Pengertian Sampah Menurut WHOJenis-Jenis Sampah1. Jenis Sampah Berdasarkan Sifatnya2. Jenis Sampah Berdasarkan WujudnyaDampak Buruk Sampah1. Dampak Bagi Kesehatan2. Dampak Bagi Lingkungan3. Dampak Bagi Tanah4. Dampak Bagi Sosial dan Ekonomi5. Dampak BencanaUpaya Pengelolaan Sampah1. Metode System Open Dumping2. Metode Sanitary Landfill3. Metode Gas Metana4. Energi dari SampahMetode 3R1. Reduce2. Reuse3. Recycle Banyak sekali pengertian sampah yang diketahui oleh masyarakat, pengertian tersebut mulai dari yang umum dan mudah dipahami hingga pengertian dari lembaga resmi. Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang sampah secara umum, menurut para ahli, sesuai aturan, hingga menurut WHO. 1. Pengertian Sampah Secara Umum Secara umum sampah dapat diartikan sebagai semua benda yang sudah tidak digunakan lagi oleh makhluk hidup, sehingga sifatnya menjadi buangan. Jadi benda sisa yang dihasilkan oleh manusia, hewan, bahkan tumbuhan semuanya berpotensi dianggap sebagai sampah selama tidak digunakan lagi. Sampah juga bisa didefinisikan sebagai material sisa dari rumah tangga dan produksi industri yang dibuang. Material sisa tersebut dapat berwujud zat padat, cair, hingga gas. Tidak jarang material seperti itu adalah bahan utama penyebab pencemaran lingkungan. 2. Pengertian Sampah Menurut Ahli Menurut Azwar, sampah merupakan sebagian dari sesuatu yang tidak digunakan lagi, tidak disenangi, atau memang harus dibuang. Umumnya sampah dihasilkan dari kegiatan manusia, termasuk produksi industri, namun bukan berasal dari sesuatu yang bersifat biologis seperti kotoran manusia atau human waste. Sementara itu, Basriyanta berpendapat bahwa sampah merupakan material yang sudah tidak dibutuhkan dan tidak berguna lagi, sehingga pemilik membuangnya. Meskipun begitu, sampah masih dapat berguna kembali jika didaur ulang untuk menghasilkan sesuatu yang baru. 3. Pengertian Sampah Menurut Aturan yang Berlaku Pengertian sampah diatur di dalam Undang-Undang Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah yang dimaksud yaitu sisa kegiatan sehari-hari manusia atau sisa proses alam yang dapat berbentuk padat atau semi padat, dapat berupa zat organik atau organik, dan bersifat bisa terurai atau tidak bisa terurai yang dianggap tidak berguna dan dibuang ke lingkungan. 4. Pengertian Sampah Menurut WHO Menurut World Health Organization atau WHO selaku badan kesehatan dunia, sampah adalah barang yang dihasilkan dari kegiatan manusia dan sudah tidak digunakan lagi dalam artian tidak disenangi, tidak dipakai, ataupun memang ingin dibuang. Sederhananya, benda yang tidak disenangi dan dibuang ke alam adalah sampah. Jenis-Jenis Sampah Seperti telah disebutkan, bahwa sampah bisa berwujud padat, cair, hingga gas. Sampah juga bisa berasal dari limbah rumah tangga, hasil industri, rumah sakit, pertanian, peternakan, pasar, perkebunan, dan berbagai tempat lainnya. Pixabay Oleh karena itu, sampah dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek seperti sifat dan wujudnya. 1. Jenis Sampah Berdasarkan Sifatnya Jika menggolongkan sampah berdasarkan sifatnya, maka material sisa tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu organik degradable dan anorganik undegradable. Sifat ini mempunyai kaitan dengan material buangan dan proses dekomposisinya di alam. Sampah Organik adalah material sisa yang dihasilkan dari bahan hayati, sehingga mudah terdegradasi secara alami oleh mikroba. Sampah jenis ini sangat mudah membusuk dan biasanya berasal dari sisa makanan, kulit buah, sayur, daun, dan kayu. Material seperti ini banyak dihasilkan di dapur rumah tangga dan Anorganik adalah material sisa yang dihasilkan dari bahan non-hayati berupa olahan tambang dan produk sintetik, sehingga sulit membusuk. Jenis ini tidak mudah terdegradasi oleh mikroba jadi butuh waktu lama agar dapat terurai. Sampah ini bisa berbahan plastik, kaca, logam, keramik, dan kertas. 2. Jenis Sampah Berdasarkan Wujudnya Klasifikasi sampah berdasarkan wujudnya dapat dilihat dari bentuk fisik material sisa. Ada tiga jenis sampah jika dilihat dari wujudnya, yaitu padat, cair, dan gas. Sampah padat adalah semua material sisa yang berbentuk padatan dan sudah dibuang oleh manusia. Ada banyak sekali contoh sampah ini seperti sampah dapur, pecahan gelas, kaleng bekas, botol, plastik, sampai kemasan cair adalah material sisa yang berbentuk cairan. Sampah jenis ini sering sekali menimbulkan pencemaran pada aliran sungai, selokan, hingga laut. Beberapa contohnya adalah air sabun, air cucian, dan minyak gas adalah material sisa berbentuk gas yang sudah tidak dibutuhkan manusia. Jenis sampah ini termasuk gas karbon dioksida CO2 sebagai hasil pembuangan pernapasan dan karbon monoksida CO sebagai sisa pembakaran. Dampak Buruk Sampah Sampah merupakan permasalahan serius yang sedang dihadapi oleh manusia. Pasalnya tidak semua sampah bisa terurai secara cepat, bahkan ada yang butuh ratusan tahun untuk hancur. Sementara itu jumlah sampah terus bertambah setiap harinya, sehingga ada ketidakseimbangan antara pertambahan dan penguraian. Apabila dibiarkan terus menerus tanpa tindaklanjut, sampah akan berdampak buruk bagi kehidupan. Contohnya adalah sampah yang bertumpuk akan mengeluarkan bau busuk akibat tidak mengalami degradasi. Bau tersebut sangat mengganggu dan bisa berakibat fatal bagi lingkungan hingga kesehatan makhluk hidup. 1. Dampak Bagi Kesehatan Sampah yang sudah bertumpuk dalam waktu lama akan menjadi sarang perkembangbiakan organisme penyebab penyakit berbahaya. Tidak hanya itu, makhluk hidup lain yang menyukai tempat kotor juga akan tertarik untuk mendatangi tumpukan sampah, seperti virus, bakteri, lalat, belatung, bahkan anjing dan kucing. Binatang-binatang tersebut berperan sebagai perantara dan mengakibatkan penularan penyakit kepada manusia. Apalagi jika tumpukan sampah tersebut terletak dekat dari tempat tinggal manusia. Ada banyak sekali penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kotor seperti cacingan, jamur, tifus, diare, gastroenteritis, hepatitis A, dan kolera. Terdapat dua jenis cacing yang hidup di tumpukan limbah dan bisa juga hidup di tubuh manusia, yaitu cacing gelang dan cacing tambang. Apabila cacing tersebut menginfeksi manusia maka kondisi tersebut dinamakan cacingan. Selain itu ada pula parasit Toxoplasma gondii yang terdapat pada kotoran kucing atau daging mentah. Parasit ini bisa menyerang dan hidup di dalam tubuh manusia meski masih bisa dilawan oleh sistem imun. Gejala yang ditimbulkan dari infeksi parasit ini mulai dari flu, demam, hingga pembengkakan kelenjar getah bening. 2. Dampak Bagi Lingkungan Tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan manusia, limbah juga berakibat fatal terhadap lingkungan di sekitarnya. Apalagi rata-rata masyarakat menjadikan selokan dan aliran sungai sebagai lokasi pembuangan limbah baik yang berwujud padat ataupun cair. Padahal limbah tersebut dapat menyebabkan pencemaran pada ekosistem sungai. Makhluk seperti ikan yang hidup di dalam air menjadi korbannya. Kualitas air yang buruk tidak hanya mengurangi makanan ikan tetapi juga bisa berujung pada kematian dan kepunahan. Penumpukan sampah di aliran air juga bisa memicu bencana alam seperti banjir. Limbah di wilayah perairan juga banyak diperoleh dari industri kimia yang membuang material sisa ke laut atau sungai. Padahal cairan kimia juga membutuhkan waktu lama untuk terurai dan semakin lama berada di air limbah tersebut akan menghasilkan asam organik berbau tak sedap. Bahkan pada beberapa kasus limbah kimia di air bisa meledak. 3. Dampak Bagi Tanah Material sisa juga banyak dihasilkan dari sektor pertanian dan perkebunan. Walaupun limbah dari sektor tersebut dianggap tidak berbahaya, karena bersifat organik sehingga mudah terurai. Akan tetapi pada kenyataannya saat ini sudah banyak bahan kimia yang digunakan pada sektor tersebut. Dampaknya sangat besar mempengaruhi tanah dan makhluk yang hidup di tanah. Akibatnya ekosistem menjadi terganggu. Selain itu banyak pula aktivitas industri yang menghasilkan zat sisa berupa hujan asam. Hujan tersebut mempunyai tingkat keasaman yang tinggi, sehingga mampu mengubah pH tanah. 4. Dampak Bagi Sosial dan Ekonomi Limbah yang terus bertumpuk dalam waktu lama juga berimbas pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Sebagai contoh penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan kotor tidak jarang yang membutuhkan penanganan serius dari tenaga medis. Pada kondisi seperti tentu saja diperlukan biaya yang lebih besar untuk berobat. Kegiatan pembersihan limbah pun tidak menghabiskan biaya sedikit. Diperlukan biaya besar agar kegiatan ini berjalan lancar. Belum lagi kondisi infrastruktur yang sudah tidak memadai untuk menampung dan mengelola limbah juga memerlukan perhatian serius. Pasalnya penumpukan sampah juga tidak lepas dari kinerja infrastruktur tersebut dan itu butuh biaya. 5. Dampak Bencana Seperti telah disebutkan bahwa masyarakat mempunyai kecenderungan untuk membuang limbah ke aliran air seperti selokan dan sungai. Kondisi tersebut jika dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan penyumbatan aliran air. Alih-alih mengalir, air justru akan tertampung dan semakin bertambah tinggi. Ketika ketinggian air terus bertambah dan saluran atau sungai sudah tidak bisa menampungnya lagi, maka air tersebut akan merembes keluar. Pertama-tama hanya menggenangi kawasan sekitarnya, tetapi lambat laun bisa menimbulkan banjir terutama pada saat musim penghujan. Upaya Pengelolaan Sampah Upaya pengeloaan sampah atau limbah diterapkan demi mengurangi dampak negatif dari material sisa tersebut. Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga kelangsungan sumber daya alam. Pixabay Pengelolaan sampah mencakup proses pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang, hingga pembuangan kembali material sisa dari proses tersebut. 1. Metode System Open Dumping Metode system open dumping merupakan bentuk upaya pengelolaan sampah yang paling banyak diterapkan di Indonesia. Pada metode ini material sisa dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir atau TPA. Hanya saja kebijakan pemerintah sudah melarang metode ini sejak tahun 2013 lalu, meski pada kenyataannya masih banyak dilakukan. Kekurangan dari metode ini adalah sampah akan bertumpuk di TPA yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Selain itu peluang untuk terjadinya perembesan air pada saluran sampah juga besar yang bisa berujung pencemaran jangka panjang. Pemulihan juga tidak bisa dilakukan dengan singkat jika menggunakan metode ini. 2. Metode Sanitary Landfill Metode sanitary landfill atau semi sanitary landfill adalah metode yang diizinkan untuk diterapkan pada TPA. Pasalnya pada metode ini tanah terlebih dahulu dilapisi geotekstil anti karat sebelum dijadikan tempat pembuangan sampah. Dengan begitu rembesan air yang dihasilkan dari penimbunan sampah dapat dialirkan oleh lapisan tersebut menuju penampungan, sehingga tanah tidak tercemar. Hanya saja metode ini memang membutuhkan biaya besar dan resiko kebocoran zat beracun juga ada. 3. Metode Gas Metana Sampah sebenarnya juga bisa dikelola untuk menghasilkan energi dengan menerapkan metode gas metana dengan memanfaatkan fermentasi anaerobik. Pada metode ini sampah dikelompokkan terlebih dahulu menjadi anorganik dan organik. Hanya sampah organik yang dapat diolah menjadi energi pada metode ini. sampah tersebut dimasukkan di dalam wadah kedap udara dan dicampur dengan air selama dua pekan. Hasil dari proses tersebut adalah gasa metana CH4 yang bisa dijadikan energi listrik. 4. Energi dari Sampah Masih ada banyak cara untuk mengolah limbah menjadi energi, tidak hanya dengan metode gas metana. Sebelum itu perlu diketahui bahwa 66% limbah disumbangkan dari produk organik seperti sisa makanan. Sisanya adalah sampah anorganik baik yang dapat diadur ulang seperti kertas dan plastik hingga yang bisa digunakan kembali seperti besi. Pengolahan sampah basah organik menjadi kompos juga dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengambil kandungan biogasnya untuk dijadikan energi listrik. Proses ini disebut Anaerobic Digestioni basah AD pada gester. Sisanya yang berwujud cair atau padat dapat dijadikan pupuk dan pakan ikan. Limbah basah di TPA juga dapat diubah menjadi energi listrik dan bahan bakar minyak BBM sintetik. Proses ini berbeda dengan metode gas metana. Adapun teknologi yang dibutuhkan yaitu Mechanical Heat Treatment atau Autoclaving, Mechanical Biological Treatment dengan proses AD kering, Hydrothermal, dan gasifikasi plasma. Metode 3R Selain beberapa metode yang sudah disebutkan tadi, pengelolaan sampah di Indonesia juga menggalakkan metode 3R, yaitu reduce atau pengurangan penggunaan, reuse atau penggunaan kembali, dan recycle atau daur ulang. Contoh penerapan metode ini telah diterapkan oleh pemerintah Kota Semarang pada tahun 2008 lalu. 1. Reduce Reduce merupakan upaya pengelolaan sampah dengan cara mengurangi dan menghentikan penggunaan barang-barang yang berpotensi untuk menghasilkan material sisa setelah dipakai. Saat ini metode reduce sudah mulai banyak digalakkan oleh masyarakat Indonesia khususnya dalam penggunaan barang plastik. Contoh reduce adalah memakai produk yang kemasannya bisa didaur ulang, mengurangi pemakaian produk sekali pakai, meminimalisir kegiatan belanja barang yang tidak dibutuhkan, dan meningkatkan penggunaan produk isi ulang. 2. Reuse Reuse adalah usaha untuk mengurangi material sampah dengan cara menggunakan kembali barang yang sudah tidak dipakai, selama barang tersebut masih bisa difungsikan baik sesuai fungsi aslinya ataupun tidak. Contoh upaya ini adalah memakai kembali botol plastik atau kaca air mineral sebagai wadah air minum atau minyak goreng, menggunakan kantong plastik secara berulang-ulang, dan memanfaatkan kertas kosong tidak terpakai untuk menulis. 3. Recycle Recycle atau disebut juga daur ulang artinya mengolah material sisa menjadi produk baru yang mempunyai nilai manfaat. Kegiatan ini tidak hanya mampu menyelamatkan lingkungan, tetapi juga bisa meningkatkan nilai ekonomi karena produk akhis bisa dijual kembali. Contoh recycle yaitu membuat kompos sebagai pupuk tanaman yang terbuat dari sampah organik, membuat kerajinan dari sampah anorganik seperti rak buku dari kartin ataupun keranjang dari anyaman plastik, serta mengolah kertas menjadi karton.
LUMAJANG - Tumpukan sampah terlihat di depan tempat pengungsian warga terdampak letusan Gunung Semeru, tepatnya di Posko Pengungsian Sekolah Dasar Negeri SDN 4 Supiturang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Koordinator Posko Pengungsian SDN 4 Supiturang, Muhammad Toha Mansyur di Kecamatan Pronojiwo, Kamis 9/12 mengatakan, saat ini pihaknya kesulitan mengelola sampah yang mulai menumpuk di depan tempat pengungsian tersebut. "Masalah sampah ini, kami kekurangan tim pengambilan. Mungkin bisa dibantu dari pihak dinas lingkungan hidup DLH yang terdekat, seperti dari Kabupaten Malang," katanya. Mansyur menjelaskan, pengambilan sampah, khususnya di tempat pengungsian, saat ini diperkirakan mengalami kendala akibat terputusnya Jembatan Geladak Perak di Kecamatan Pronojiwo. Sehingga, Kecamatan Pronojiwo hanya bisa diakses dari wilayah Kabupaten Malang. Ia menjelaskan, sampah yang ada di tempat pengungsian tersebut sudah empat hari tidak diambil petugas. Sampah-sampah tersebut terakhir kali diambil pada 6 Desember 2021. "Akses ke Lumajangtertutup. Mohon bantuannya," ujarnya. Selain sampah yang menumpuk, pada lokasi pengungsian juga terlihat tumpukan baju bekas. Baju-baju bekas tersebut, menurut Mansyur, hanya ditaruh di depan posko pengungsian dan tidak dilaporkan kepada para petugas. "Tiba-tiba ada orang datang menaruh baju. Ketika kita kejar, langsung pergi. Itu donatur yang tidak bertanggung jawab," ujarnya. Ia meminta para donatur yang akan memberikan sumbangan, khususnya pakaian bekas layak pakai, untuk bisa berkoordinasi dengan koordinator yang ada pada posko pengungsian. Koordinasi tersebut perlu dilakukan untuk pendataan. "Jadi untuk kawan-kawan yang menuju ke lokasi bencana, jangan sampai kalian membawa pakaian yang katanya layak pakai. Baju itu bekas dan tidak layak pakai. Jangan menimbulkan sampah lagi untuk donatur-donatur," katanya. Kecamatan Pronojiwo merupakan salah satu wilayah terdampak cukup parah akibat meningkatnya aktivitas Gunung Semeru yang terjadi pada 4 Desember 2021. Pada kecamatan tersebut, ada 10 lokasi pengungsian dengan jumlah pengungsi mencapai 525 jiwa. Gunung Semeru meletus pada 4 Desember 2021 dan mengeluarkan awan panas guguran mengarah ke Besuk Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kurang lebih pukul data Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB hingga Kamis 9/12 pukul WIB menyebabkan 43 orang meninggal dunia dan 104 orang luka-luka. Dari total warga yang mengalami luka tersebut, 32 orang mengalami luka berat dan sisanya luka sedang. sumber AntaraBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
tumpukan sampah yang ada di dekat tempat sampah